SURABAYA – Seperti di informasikan sebelumnya, bahwa Pemkot Surabaya berencana menambah lima rumah pompa untuk mengatasi banjir dan genangan. Penambahan ini untuk menangani wilayah rawan banjir yang terdampak cuaca ekstrem.
Mendukung rencana Pemkot, DPRD Kota Surabaya meminta agar pembangunan infrastruktur vital untuk mengatasi banjir tidak bergeser. Sebab kondisi Surabaya saat ini masih kekurangan rumah pompa.
Oleh sebab itu, Titik krusial seperti di saluran kawasan Surabaya Timur dan utara masih perlu ditingkatkan. Anggota Komisi C DPRD Surabaya Achmad Nurdjayanto mengatakan tahun ini Pemkot Surabaya berencana menambah lagi rumah pompa baru.
Menurut Ahmad, lokasinya tersebar di beberapa wilayah yang masih berpotensi banjir. Maka lokasi yang diplot ini menurutnya jangan sampai dihapus dari program prioritas.
“Total anggarannya Rp92,35 miliar. Lokasinya ada di kawasan Nginden dua titik, Jalan Bung Tomo, Jalan Bukit Barisan, kawasan Dukuh Menanggal, dan kawasan Wisma Lidah Kulon. Itu ada yang berupa rumah pompa saja, ada yang termasuk saluran,” ujar Ahmad dari Partai Golkar.
Pembangunan beberapa rumah pompa itu lanjut Achmad Nurdjayanto akan meneruskan pembuangan limpahan air hujan langsung ke saluran utama. Seperti Rumah Pompa di Jalan Bung Tomo yabg bisa mengalir langsung menuju ke Kalimas.
Sedangkan lainnya seperti Rumah Pompa Bukit Barisan, sudah ada saluran besar disana. “Sehingga air yang ada di kampung-kampung bisa langsung menuju saluran tersebut. Sehingga potensi genangan bisa dikurangi,” katanya.
Saat bincang-bincang dengan media ini, Achmad Nurdjayanto juga meminta agar penambahan pompa di rumah pompa eksisting bisa ditambah juga. Karena semakin lama ruang resapan air berkurang karena pengalihan pemanfaatan lahan. Maka antisipasi untuk jangka panjang juga bisa dilakukan.
“Kami sudah konfirmasi bahwa ada penambahan pompa juga, totalnya Rp 36,99 miliar. Informasinya di Rumah Pompa Sumberejo, Kebon Agung, Bulak, Undaan dan Kebraon,” katanya.
Dia menilai perencanaan ini sudah bagus. Tapi dia berpesan agar tidak ada rasionalisasi anggaran. Sehingga pembangunan yang dilakukan dapat memberikan dampak maksimal ke penanganan banjir.
“Kalau hal itu ditunda lagi saya khawatir akan membebani penanganan banjir tahun-tahun berikutnya,” katanya.@bam.