Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Dunia Pendidikan bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Kantorberita.net Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun sumber daya manusia yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan zaman. Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi, pendidikan tidak hanya menjadi proses transfer ilmu, tetapi juga pengembangan keterampilan komunikasi yang efektif. Ilmu Komunikasi sebagai bidang kajian yang dinamis memberikan bekal penting untuk menghadapi era digital, di mana kemampuan komunikasi menjadi kebutuhan mutlak.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari komunikasi, entah komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi menjadi salah satu hal yang penting.

Komunikasi efektif menjadi salah satu keterampilan esensial yang wajib dimiliki mahasiswa Ilmu Komunikasi. Dalam jurnal “Komunikasi Efektif dalam Dunia Pendidikan” oleh Yossita Wisman, disebutkan bahwa komunikasi yang baik melibatkan proses penyampaian pesan yang jelas dan pemahaman yang mendalam antara pihak-pihak yang terlibat,baik itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi.

Untuk menciptakan proses komunikasi yang efektif, mahasiswa harus memahami seluk beluk komunikasi pendidikan, mengenai metode yang tepat dalam komunikasi pendidikan, strategi untuk meningkatkan keefektivitasan komunikasi dalam pendidikan, serta mengenai hambatan yang sering kali muncul dalam komunikasi pendidikan.

Sebagai bagian dari pembelajaran, mahasiswa sering terlibat dalam diskusi kelompok, seminar, hingga proyek penelitian. Keterampilan komunikasi yang baik memastikan ide-ide mereka tersampaikan dengan jelas dan dapat dipahami oleh audiens yang beragam. Komunikasi yang efektif menjadi dasar dalam membangun kerja sama tim yang solid, yang merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran kolaboratif.

Hasil penelitian Miftah (2012) metode yang digunakan dalam dunia pendidikan menentukan tingkat efektifitas komunikasi. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi, yaitu pendekatan secara ontologis, tetapi juga secara aksiologis dan secara epistemologis. Tidak hanya mengetahui dan memahami hal-hal tersebut, mahasiswa juga harus mampu menerapkan metode komunikasi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran dan strategi yang tepat untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam pendidikan, serta mahasiswa juga harus mampu mengatasi hambatan komunikasi.

Menurut Mulyana (2005), metode komunikasi digunakan agar komunikasi antar manusia terjalin secara efektif. Metode komunikasi sering kali dikenal dengan teknik komunikasi, yaitu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat.

Menurut Effendy (2008), komunikasi dikatakan tidak efektif apabila seperti beberapa indikator berikut:

1. Perbedaan Persepssi

2. Reaksi emosional

3. Ketidak konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal

4. Kecurigaan

5. Tidak adanya timbal balik (Feedback)

Komunikasi efektif berkaitan dengan kemampuan (ability) komunikator dan komunikannya. Aspek-aspek yang paling penting dalam kemampuan komunikasi secara efektif terdiri dari komunikator, komunikan, media yaitu alat untuk menyampaikan danpesan sesuatu yang disampaikan.

Menurut Achmad, dkk, (2013:33). Strategi komunikasi mempunyai 2 fungsi yang berkaitan, yang pertama yaitu menyebarluaskan pesan komunikasi kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Dan yang kedua, menjembatani kesenjangan budaya akibat kemudahan yang diperoleh dan kemudahan dioperasionalkannya media massa.

Berdasarkan kedua faktor tersebut seorang komunikator dalam menghadapi komunikan, haruslah bersikap empatik, yaitu kemampuan seseorang untuk dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Hambatan komunikasi bisa dimaknai dengan ganguan (noise) dalam proses komunikasi. Hambatan dalam komunikasi pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap efektifitasnya proses komunikasi.

Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton (1992 : 10-11), ada beberapa hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif, yaitu:

1. Status effect

2. Semantic Problems

3. Perceptyual distorsion

4. Cultural Differences

5. Physical Ditructions

6. Poor choice communication channels

7. No Feedback

Pentingnya sebuah komunikasi yang akurat dan baik sehingga apabila kesusksesan komunikasi tidak dapat diwujudkan maka akan mampu menimbulkan hambatan bagi komunikator dan komunikannya

Mahasiswa ilmu komunikasi juga memiliki berbagai tantangan dalam belajar ilmu komunikasi. Mahasiswa perlu melatih diri untuk berbicara di depan umum, menulis dengan jelas, dan menggunakan media digital secara efektif. Partisipasi dalam kegiatan organisasi, seminar, atau lomba debat bisa menjadi sarana untuk mengasah keterampilan ini. Mahasiswa ilmu komunikasi juga harus mempunyai kemampuan bekerja dalam tim menjadi modal penting dalam dunia kerja. Mahasiswa harus belajar mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, dan memberikan kontribusi yang konstruktif. Mahasiswa juga harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Aplikasi seperti Canva atau platform analitik media sosial bisa menjadi alat yang mendukung pembelajaran mereka.

Persaingan di Era Digital ini, menuntut mahasiswa untuk terus berinovasi dan mengembangkan konten yang relevan. Persaingan dalam industri komunikasi semakin ketat, sehingga mahasiswa harus memiliki keunggulan kompetitif. Selain tuntutan akademik, mahasiswa juga menghadapi tekanan untuk aktif di organisasi, magang, dan kegiatan lainnya. Hal ini membutuhkan manajemen waktu dan kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.

Mahasiswa tidak hanya belajar teori komunikasi, tetapi juga dibekali keterampilan praktis seperti produksi media, manajemen komunikasi organisasi, dan komunikasi digital. Hal ini relevan dengan kebutuhan industri komunikasi modern yang menuntut profesional yang mampu beradaptasi dengan teknologi dan media baru.

Sebagai contoh, mahasiswa Ilmu Komunikasi sering kali ditantang untuk menghasilkan konten kreatif, baik dalam bentuk video, artikel, maupun media sosial. Dalam proses ini, mereka belajar mengintegrasikan teori komunikasi dengan praktik nyata, sehingga mampu menghadirkan solusi kreatif untuk berbagai masalah komunikasi.

Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan. Penggunaan platform digital seperti Learning Management System (LMS), aplikasi konferensi video, hingga media sosial membantu mahasiswa mengakses materi pembelajaran dan berkomunikasi dengan dosen maupun sesama mahasiswa.

Dalam jurnal yang sama, Yossita Wisman menekankan pentingnya pemilihan media komunikasi yang tepat dalam proses pembelajaran.

Teknologi tidak hanya mempermudah akses informasi, tetapi juga memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplorasi metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan personal. Misalnya, melalui pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan praktis sekaligus memperkuat kemampuan komunikasi mereka.

Lulusan Ilmu Komunikasi memiliki prospek karier yang luas. Mereka dapat bekerja di bidang jurnalisme, humas, pemasaran digital, produksi media, hingga komunikasi politik. Dengan bekal teori dan praktik yang mereka dapatkan selama kuliah, mahasiswa diharapkan mampu menjadi komunikator yang profesional dan berintegritas. Kemampuan komunikasi efektif membuka peluang untuk menjadi pemimpin yang inspiratif. Dalam jurnal Wisman, disebutkan bahwa komunikasi yang efektif melibatkan elemen respect, empathy, audible, clarity, dan humble. Elemen-elemen ini sangat relevan bagi mahasiswa yang ingin menjadi pemimpin di masa depan.

Pendidikan di Ilmu Komunikasi memberikan fondasi yang kuat bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja yang dinamis. Melalui, penggunaan teknologi, dan berbagai aktivitas praktis, mahasiswa dibekali keterampilan komunikasi yang efektif dan adaptif.

Namun, keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan, tetapi juga oleh inisiatif mahasiswa dalam mengembangkan diri. Dengan mengasah keterampilan komunikasi, memanfaatkan teknologi, dan mengatasi tantangan, mahasiswa Ilmu Komunikasi dapat menjadi profesional yang kompeten, inovatif, dan siap berkontribusi di masyarakat.

Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa pendidikan bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi juga tentang membangun karakter dan kemampuan yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. *@Nabilatus Syarifah, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *