Sandra Dewi Pernah Keberatan Jika Hartanya Disita oleh Kejagung

Kantor Berita – Terdakwa kasus dugaan korupsi PT Timah, suami Sandra Dewi, Harvey Moeis menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, pada Senin, 9 Desember 2024.

Harvey akan menjalani agenda sidang pembacaan surat tuntutan terkait kasus dugaan korupsi PT Timah dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Diketahui, Harvey terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah pada tahun 2015-2022.

Sidang tuntutan kasus dugaan korupsi PT Timah ini dijadwalkan mulai pukul 10.00 WIB dan dipimpin Hakim Ketua Eko Aryanto.

Harris Arthur selaku kuasa hukum Harvey mengungkap istri kliennya, Sandra Dewi tidak menghadiri sidang tersebut.

“Ibu Sandra akan memantau dari rumah saja,” ujar Harris kepada awak media di Pengadilan Tipikor Jakarta, pada Senin, 9 Desember 2024.

Sebelumnya, Sandra pernah menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus PT Timah yang melibatkan sang suami, pada Oktober 2024 lalu.

Terdapat sejumlah fakta yang dibeberkan Sandra terkait kasus dugaan korupsi Harvey. Berikut ini di antaranya:

Sebut Tak Pernah Terima Hadiah dari Suami

Sandra pernah menyatakan tidak pernah menerima uang bulanan untuk kebutuhan pribadi dari sang suami.

Artis kelahiran Bangka Belitung itu juga menyebut semua aset yang dibeli oleh sang suami, atas nama Harvey.

“Kepada saya tidak, untuk kebutuhan saya sendiri, saya bayar sendiri,” ujar Sandra di Pengadilan Tipikor Jakarta, pada Kamis, 10 Oktober 2024 lalu.

Sandra juga mengungkap selama pernikahan tidak pernah meminta sang suami untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, lantaran dari awal mereka sudah memutuskan untuk pisah harta sebelum menikah.

“Saya tidak mau (meminta kebutuhan pribadi), karena saya punya penghasilan yang cukup dari sejak single (lajang),” ungkapnya.

Mendengar pernyataan itu, majelis hakim menyoroti terkait Harvey selaku suami Sandra yang tidak pernah memberikan uang maupun hadiah.

Istri dari terdakwa kasus dugaan korupsi PT Timah itu menegaskan penghasilan Harvey digunakan untuk uang sekolah anak, listrik, gaji pekerja, dan semua urusan rumah tangga.

Sandra menyebut hanya memiliki cincin pertunangan dan cincin kawin yang berasal dari uang suaminya. Adapun, aset kendaraan atas nama Harvey.

“Mobil bukan atas nama saya, semua atas nama suami saya. Kecuali yang saya beli sendiri,” tegasnya.

Menyatakan Keberatan Soal Harta yang Disita Kejagung

Dalam kesempatan yang sama, Sandra menyatakan keberatan atas tindakan Penyidik Kejagung yang menyita properti pribadi, seperti apartemen, tas, dan perhiasan mewahnya.

Sandra menyebut aset yang disita penyidik merupakan miliknya, bukan berasal dari harta Harvey yang terlibat kasus dugaan korupsi PT Timah.

“Apartemen yang disita adalah pemberian dari Paramount Serpong saat saya menjadi brand ambassador. Saya dikontrak dan diberikan dua unit apartemen,” tegasnya.

Terkait hal itu, Sandra juga bercerita tentang pengalamannya yang sudah menjadi artis sejak tahun 2004 silam.

Model yang kini berusia 41 tahun itu menilai tabungan pribadi dengan nominal yang besar adalah hal yang wajar berkat kerja kerasnya sebagai artis.

“100 persen uang saya sendiri, saya sudah buktikan dengan rekening koran,” tegasnya.

“Di tahun 2013 banyak (pihak) meng-endorse (jasa iklan produk) ke saya. Tas (88 buah) tidak pernah dibeli suami saya, karena dia tahu saya sudah mendapatkan tas-tas itu,” tambahnya.

Sandra Dewi Akui Berasal dari Keluarga Penambang Timah

Sandra juga sempat mengaku berasal dari latar belakang pekerjaan keluarga sebagai penambang timah.

“Iya, orang tua teman-teman saya, bahkan ayah saya pun seingat saya pernah, waktu saya masih kecil. Hanya saya tidak mengerti apa yang dikerjakan,” ungkap Sandra dalam kesempatan yang sama.

Dalam hal ini, Sandra bercerita tentang tempat kelahirannya, Bangka Belitung yang dihuni oleh masyarakat yang bekerja sebagai penambang timah.

Bahkan, istri Harvey itu mengungkap cerita dari saudaranya yang mengaku suasana di Bangka Belitung telah berubah menjadi mencekam sejak adanya kasus dugaan korupsi PT Timah.

“Sekarang ini masyarakat susah, keadaan mencekam, ada perampokan, pencurian di rumah-rumah. Kenapa? Karena masyarakat Bangka Belitun ini pekerjaannya Timah,” ungkap Sandra.

Sandra juga menilai perusahaan tambang swasta telah dianggap mampu mencukupi perekonomian masyarakat setempat.

“Hanya untuk penambang timah bilang dengan adanya kasus ini mereka susah, karena budaya kerjanya sudah seperti ratusan tahun,” tutupnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *