Mengenal Mochtar Riady, Pendiri Lippo Group yang Masuk Daftar Triliuner Versi Majalah Forbes 2024

Kabar Utama15 Dilihat

Uang adalah tiga hal, waktu, otot, otak. Tiga-tiganya ini semua adalah pemberian Tuhan melalui orang tua kepada kita

KANTOR BERITA – Sebagian orang mengenal Lippo Group sebagai grup bisnis di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, seperti properti hingga perbankan.

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Siloam International Hospitals (SILO), adalah salah satu dari 50 anak perusahaan Lippo Group.

Aktivitas bisnis grup ini tidak hanya di Indonesia, melainkan juga hadir di kawasan Asia Pasifik, seperti Hong Kong hingga Shanghai.

Berkaca dari kesuksesan Lippo Group, terdapat sosok pebisnis dengan filosofi hidup yang damai. Berikut ini kisah inspiratif selengkapnya.

Berjuang Hidup dengan Sang Ayah

Pendiri Lippo Group ialah Mochtar Riady yang kini menginjak usia ke-96 tahun.

Dalam momen perbincangan bersama pendeta asal Indonesia, Gilbert Lumoindong, Riady bercerita tentang pengalaman masa kecilnya yang hidup bersama ayah tercinta.

“Saya beruntung mempunyai satu ayah yang baik sekali. Kalau tanpa ada ayah saya, tidak mungkin saya ada, hari ini,” ujar Riady di Kanal YouTube Gilbert Lumoindong yang tayang pada 14 Agustus 2024 lalu.

Riady menuturkan saat itu hidupnya merana kala ditinggal oleh sang ibunda dan tiga orang adiknya yang meninggal dunia.

“Saya (saat berusia) 9 tahun, ibu saya sudah meninggal. Dan 2 tahun kemudian, 3 adik saya berturut-turut juga meninggal dunia. Ini adalah suatu hal yang sangat berat bagi saya,” terangnya.

Pada usia 11 tahun, Riady juga sempat hidup sendiri usai sang ayah ditangkap karena dituding sebagai pihak yang anti dengan pendudukan Jepang di Indonesia.

“Saat Jepang masuk ke Indonesia, ayah saya ditangkap karena diduga sebagai pihak yang anti dengan pendudukan Jepang di Indonesia. Kemudian setelah Jepang keluar dari Indonesia, (ayah Riady) dibebaskan,” tutur Riady.

“Dengan demikian, sejak saya usia 11-15 tahun saya hidup berdikari (mandiri), Saya hidup sendiri, sambil sekolah. Jadi pengalaman saya waktu muda sangat berat,” tambahnya.

Memulai Bisnis dari Jualan Batik

Dalam kesempatan yang sama, Riady juga mengungkap tentang masa ketika dirinya memikirkan tentang bisnis pada tahun 1950 silam.

Pria berusia 96 tahun itu menyebut berdagang adalah hal yang paling ideal untuk berbisnis, mengingat sang ayah adalah seorang pedagang batik di kawasan Malang, Jawa Timur.

“Tahun 1950 saya kembali ke Indonesia, mulai memikirkan usaha apa yang perlu saya tekuni, Yang gampang, ayah saya dagang batik, jadi saat itu saya ikut jualan batik,” tutur Riady.

Riady mengaku kala itu memacu dirinya agar dapat menjual sebanyak 8 pakaian batik agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Saat itu saya hitung-hitung setiap hari saya harus bisa menjual 8 batik untuk bisa hidup,” ungkapnya.

Pendiri Lippo Group itu juga menjelaskan pada masa itu penuh dengan kekhawatiran dagangannya tidak dibeli oleh para pejalan kaki di kawasan Kayutangan, Malang.

“Di kawasan Kayutangan, Malang, saat itu semua penuh dengan pedagang lain. tidak ada toko yang kosong. Jadi kalau saya buka toko batik, saya takut tidak orang yang berkunjung pada saat itu,” sebut Riady.

Menemukan Filosofi Hidup Damai

Riady juga bercerita momen saat dirinya menemukan ajaran filosofi Lao Tzu saat dirinya tengah membaca sebuah koran di kawasan Kayutangan, Malang pada tahun 1950 silam.

Bagi yang belum tahu, Lao Tzu adalah seorang filsuf terkenal asal Tionghoa yang dikenal sebagai pendiri ajaran Taoisme.

“Saat itu saya sangat susah, sempat putus harapan, tidak ada satu akal agar bisa hidup sendiri Suatu hari, saya membaca koran Tionghoa itu ada headline Filosofi Lao Tzu,” terangnya.

Riady pun menuturkan, filosofi ini mengajarkan tentang empati dan hidup damai dan seimbang dengan alam semesta.

“Melihat Lao Tzu ini saya langsung berpikir, Lao Tzu bercerita tentang alam semesta, kenapa saya harus mencari tentang besok makan apa, besok harus berbuat apa,” terangnya.

Terkait hal itu, kemudian Riady berpikir untuk lebih fokus untuk berbuat baik kepada orang lain daripada mengeluh tentang kehidupan yang dinilai tak ada habisnya.

“Kemudian saya berpikir harus mempunyai suatu visi yang luas, tidak boleh bercerita besok makan apa, tapi besok harus perbuat apa untuk banyak orang,” pungkasnya.

Bercita-cita Ingin Menjadi Bankir

Dalam kesempatan yang sama, Riady bercerita saat dirinya masih berdagang batik akhirnya memutuskan untuk bekerja di dunia perbankan.

Riady menyebut uang akan menjadi kebutuhan setiap orang, dan menilai uang bukanlah hanya sebatas materi belaka.

“Uang adalah tiga hal, waktu, otot, otak. Tiga-tiganya ini semua adalah pemberian Tuhan melalui orang tua kepada kita,” tegasnya.

Salah satu orang terkaya versi majalah Forbes 2024 itu juga menuturkan waktu tidak bisa ditentukan oleh diri sendiri, melainkan oleh Tuhan Yang Maha Esa (YME).

“Waktu tidak dapat ditentukan oleh diri kita sendiri, Di sisi lain, uang menjadi sangat dibutuhkan oleh setiap orang,” ucap Riady.

“Mulai sejak saat itu saya memutuskan untuk menjadi bisa mulai bekerja sebagai bankir,” tandasnya.

Dalam perjalanannya sebagai bankir, Riady hampir selalu sukses dalam mengembangkan sebuah bank.

Salah satu contohnya ketika berhasil menyelamatkan Bank Buana pada tahun 1966 dari pailit, karena saat itu Indonesia tengah mengalami masa krisis ekonomi.

Kesuksesan Mochtar Riady Mendirikan Lippo GroupBerkaca dari pengalaman masa muda Riady, membuatnya kini memiliki kekayaan bersih (net worth) senilai 2,1 miliar dolar atau sekitar Rp33,2 triliun versi Majalah Forbes per November 2024.

Nama Riady bertengger bersama para triliuner lainnya dengan menduduki peringkat ke-1622 di dunia.

Pendirian Lippo Group bermula ketika Riady membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada tahun 1981.

Pada tahun 1989, bank itu bergabung dengan Bank Umum Asia dan mulai lahir Lippo Bank yang menjadi cikal bakal Lippo Group.

Terkini, Lippo Group memiliki cabang bisnis, seperti jasan keuangan, properti, pembangunan infrastruktur, industri, hingga ritel.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *