Video Viral, Pria Perintah Siswa Bersujud & Menggonggong

Surabaya – Kepolisian Kota Besar Polrestabes Surabaya kini dalami Video viral di media sosial pada 21 Oktober lalu. dengan memperlihatkan seorang siswa SMA dipaksa bersujud sambil menggonggong oleh wali murid.

 

Atas viralnya Vidio itu membuat perhatian publik setelah melihat kelakuan wali murid yang menyuruh siswa SMP disalah satu sekolah ternama Gloria 2 Surabaya. Untuk bersujud dan bergonggong seperti layaknya hewan.

 

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto di dampingi oleh pejabat utama (PJU) Polrestabes Surabaya Mengatakan bahwa kepolisian sudah melakukan penyelidikan usai Vidio itu viral di medsos. Langkah kepolisian mendatangi sekolahan. Namun sudah sore dan sekolah sudah tutup,

 

“Kami hanya bisa meminta keterangan awal dari beberapa saksi di lokasi, termasuk petugas keamanan di sekolah,” Jelas Dirmanto, Rabu (13/11)

 

Lanjut Dirmanto menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan penyelidikan mendalam sehingga polisi sudah memanggil delapan saksi termasuk para orang tua siswa yang terlibat,

 

“Selain itu juga Juga guru-guru, dan saksi lainnya. Polisi juga melakukan klarifikasi kepada kedua siswa yang berseteru.” Ungkapnya.

 

Dari peristiwa itu. masih kata Dirmanto, siswa berinisial AI (korban) dan W (anak dari wali murid yang diduga memaksa AI) akhirnya melakukan mediasi dan sepakat berdamai.

 

“Mereka bahkan mengunggah pernyataan bersama di media sosial sebagai bentuk penyesalan.Meski perdamaian telah tercapai, pihak sekolah tetap mendesak agar proses hukum dilanjutkan.” Jelas dia.

 

Dirmanto menegaskan, Polrestabes Surabaya masih mendalami kasus ini untuk menentukan langkah-langkah berikutnya.

 

“Kami tetap melanjutkan proses penyelidikan. Namun, karena ini melibatkan anak-anak, kami mengedepankan pendekatan ultimum remedium, yakni penegakan hukum sebagai upaya terakhir,” tandasnya.

 

Dirmanto menuturkan atas pentingnya memprioritaskan masa depan anak-anak yang terlibat. Salah satu siswa bahkan mengalami trauma berat akibat insiden ini.

 

“Kami sudah menyediakan pendampingan psikologis untuk membantu pemulihan kondisi mentalnya,” tambah.

 

Dirmanto meminta publik, terutama media dan netizen, untuk tidak memberikan berita yang provokatif yang mengakibatkan suasana semakin memanas.

 

“Kami menghimbau semua pihak untuk mendinginkan suasana. Jangan sampai pemberitaan yang tidak akurat atau memperburuk kondisi anak-anak ini,”katanya.

 

Tambah Dirmasto mengatakan Polda Jawa Timur juga berencana meluncurkan program edukasi di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya etika bermedia sosial. Program bertujuan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan membentuk generasi muda yang lebih bijak dalam berperilaku di ruang publik.

 

Menurutnya. Dirmanto ini mengatakan sementara pihaknya hanya bisa mengamankan barang bukti berupa rekaman video, dan polisi berencana memanggil ahli untuk memperkuat konstruksi hukum kasus ini.

 

“Kami memastikan penyelidikan berjalan dengan adil tanpa mengabaikan aspek psikologis anak-anak yang terlibat,” Pungkasnya. @pendik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *