Kantor Berita Surabaya – Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2024 Pengurus cabang Muslimat NU Kota Surabaya adakan Maulid Nabi Muhammad SWA 1445 H dan Haul Syekh Abdul Qodir Al Jailani serta juga serta Pelantikan Pimpinan Anak Cabang, Ranting, dan Anak Ranting se Kota Surabaya di gelar di Gedung Olah Raga ( GOR) Bung Tomo Surabaya Pada hari minggu ( 03/11/2024).
Di kegiatan tersebut Pengurus Cabang Muslimat NU Surabaya yang juga menghadirkan Cicit Syekh Abdul Qadir Jailani, Assayyid As Syekh Afeefuddin Al Jailani dari Baghdad Irak dan juga calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, calon Wali Kota Surabaya Erik Cahyadi, Ketua PCNU kota Surabaya, Ketua MWCNU Kecamatan Pakal serta Pengurus RSI Darus Sifa Kota Surabaya.
Ketua Pengurus Cabang Muslimat NU Kota Surabaya menyampaikan tentang sejarah hari Santri dan Fase Paska momentum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan segenap upaya mempertahankan kemerdekaan melalui Fatwa Resolusi Jihad NU yang dicetuskan Hadaratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.
Di kesempatan yang sama Calon Gubernur Jawa Timur dan juga Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa ” Majelis ini Insya Allah sangat berkah karena dihadiri langsung oleh cicit Syekh Abdul Qadir Al Jailani. Pasalnya jamaah Muslimat NU adalah jamaah yang rajin membaca manaqib juga mengikuti Thoriqoh Al Qodiriyah.” Katanya.
“Maka kami ingin nunut Syekh Afeefuddin, nunut dengan keluarga besar Syekh Abdul Qadir Jailani semoga semua mendapat kemudahan masuk surganya Allah,” tambahnya.
Kemudian dilanjutkan Syekh Afeefuddin mengatakan “Jama’ah pengurus cabang Muslimat NU yang menggelar majelis dan pengajian ini yaitu upaya mendekatkan diri pada Allah SWT. ” Katanya.
“Perkumpulan anda semua ini penuh kebaikan. Semoga jamaah ini langgeng sampai hari kiamat maka insya Allah akan memberikan keberkahan pada kita semua,” tambah Syekh Afeefuddin.
Syekh Afeefuddin berpesan “Di forum ini saya ingin menyampaikan satu pesan sebagaimana yang dipesankan oleh Syekh Abdul Qadir Al Jailani. tiga hal, waktu yang tidak boleh di sia siakan.
“Yang pertama adalah berupaya untuk memperbaiki yang sudah lewat, karena sebetulnya itu tidak mungkin dilakukan. Yang Kedua membandingkan diri dengan orang lain. Karena sungguh itu tidak ada manfaatnya. Dan Ketiga berusaha menundukkan manusia, karena itu gak mungkin terjadi. Dan ketiga hal itu sesungguhnya ada di tangan Allah,” pesanya.
“Terima kasih Ibu Khofifah. Semoga dikabulkan hajatnya di dunia akhirat. Insya Allah Bu Khofifah akan menjadi pelayan (abdi) bagi negara ini,” tegas Syekh Afeefuddin (mus)