Kantor Berita Semarang – Menyongsong peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober 2024, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (PPFF), Pesantren Bilingual Berbasis Karakter Salaf Semarang, Dr KH Fadlolan Musyaffa’ Lc MA dan Nyai Hj Fenty Hidayah SPdI bersama para kiai sepuh berziarah ke Mesir.
Kyai Fadlolan bersama KH A Musthofa Bisri, KH Abdullah Ubab Maimoen Zubair, KH A Haris Shodaqoh, KH A Hadlor Ihsan, KH Zaki Mubarok, Gus Khamad Maksum, serta para ulama lainnya ziarah ke makam auliya dan mushonnif pengarang kitab Taurots yang dikaji di Pondok pesantren Indonesia.
Dalam rilisnya Senin (30/9/2024) disebutkan, di Mesir setidaknya terdapat peradaban Firaun, peradaban Islam, serta peradaban ilmu pengetahuan dari Sahabat, Tabi’in, Tabi’it Tabi’in.
Di Mesir ada juga makam cicit Rasulullah SAW, yakni Sayyidah Nafisah sang wali qutub, Sayyidina Husein, Sayyidah Zainab, Imam Suyuthi, dan lain-lain.
Ada juga makam Imam Syafi’i, pendiri madzhab Syafi’iyyah, sampai murid-murid penerus madzhab Syafii yakni Syekh Zakaria al-Anshori, Ibn Hajar Al-Alhaitami, Ibn Daqiqil ‘Ied, Abi Jamroh, dan lain-lain.
Dilakukan juga ziarah ke makam Imam Syadzily, pendiri Thariqoh Syadziliyah di Humsisarah, lebih kurang 1.400 km dari Kairo.
Juga kepada para murid-muridnya di Alexandria maupun Kairo, yakni Imam Busyiri pemilik Maulid Qoshidah Burdah, Syekh Abul Abbas Al-Mursyi, dan Syekh Ibnu Athoillah As-Sakandari.
Rombongan juga melakukan ziarah Peradaban Firaun, Piramida Provinsi Giza, Luxor Temple, dan Carnax Temple di Provinsi Luxor.
Untuk peradaban ilmu pengetahuan yaitu kampus dan masjid Al-Azhar al-Syarif Kairo.
Kiai Fadlolan beserta rombongan melanjutkan ziarah auliya dan Nabi Danial di Alexandria.
Setibanya di Alexandria, rombongan berziarah ke makam pengarang Qashidah Maulid Burdah, salah satu qashidah yang sangat masyhur di Indonesia, juga sering menjadi bacaan rutin di PPFF.
“Beliau adalah Imam Muhammad bin Sa’id bin Himad bin Abdullah ash-Shanhaji al-Bushiri al-Mishri,” terangnya.
Di makam Imam Muhammad bin Sa’id bin Himad bin Abdullah ash-Shanhaji al-Bushiri al-Mishri, Kiai Fadlolan beserta rombongan melantunkan khataman Maulid Burdah yang sudah mulai dibaca sejak perjalanan darat menggunakan bus.
Sejak kecil, Imam al-Bushiri dididik ilmu Al Qur’an oleh ayahnya secara langsung, dan besar dari keluarga yang sangat mencintai ilmu.
Maka tak heran jika kemudian menjadi sosok ulama yang sangat alim.
“Beliau merupakan murid dari Syekh Abul ‘Abbas al-Mursi, ulama yang dikenal sebagai wali qutub, juga murid kesayangan Imam Abu Hasan as-Syadzili, pendiri Thariqah Syadziliyah,” ujarnya.
“Beliau juga merupakan salah satu waliyullah yang sering dikunjungi oleh As-Syahidah almarhumah Ning Arina Sabiela Fadlolan semasa hidupnya, karena Ning Bella sangat mencintai Qoshidah Maulid Burdah, sehingga sebelum wafat beliau berpamitan kepada lima wali qutub termasuk Imam Bushiri yang menjadi destinasi ziarah terakhir sebelum Ning Bella wafat 8 Maret 2022 di tengah perjalanan dari Alexandria menuju Kairo,” kenang Kiai Fadlolan.
Selepas berziarah ke makam Imam al-Bushiri, rombongan berziarah ke makam Imam Abu al-Abbas al-Mursi, ulama besar dari Andalusia, yang letaknya dekat dengan Imam al-Bushiri.
“Beliau sangatlah cerdas. Dalam satu tahun masuk sekolah, beliau telah berhasil menghafal Al Qur’an, menguasai fikih, tauhid, mantiq, sastra, serta ilmu lainnya. Beliau merupakan murid kesayangan dari Imam asy-Syadzily,” terang Kiai Fadlolan.
Usai berziarah, rombongan melanjutkan makan siang di atas Mediteranian Sea, Alexandria.
Kemudian melanjutkan ziarah ke makam Syekh Ahmad al-Badawi yang berada di Thanta, sebuah kota yang subur di bagian utara Mesir.
Syekh Ahmad al-Badawi adalah seorang sufi yang terkenal dengan sifat pemberani serta dermawan sehingga dijuluki dengan al-‘Attab, ahli berkuda yang hebat serta julukan Abul Futyan, yang sangat dermawan.
Semasa kecilnya, sang dermawan ini belajar ilmu tajwid, fikih madzhab Syafi’i, dan hadits kepada para ulama yang ada di Makkah.
Syekh Ahmad al-Badawi wafat pada 675 H di Kota Thanta.
Di kemudian hari, peringatan wafat sang sufi diadakan setiap pertengahan Oktober di Kota Thanta selama seminggu penuh.
Haul sang sufi adalah haul terbesar kedua setelah haul Sayyidina Husein, cucu Rasulullah SAW, di Kota Kairo, Mesir.
Kiai Fadlolan bersama rombongan kembali ke Kairo.
Setelah beristirahat, rombongan melanjutkan terbang ke Madinah untuk ziarah Rasulullah SAW dan menuju Makkah melakukan ibadah umrah.
Rombongan selalu diantar Biro Rehlata Jakarta, yang dikelola para santri alumni Al Azhar.
Mereka dulunya bersama Kiai Fadlolan saat menjabat Rois Syuriah PCI-NU Mesir.
Perjalanan religi yang dimulai 21 September ini akan berakhir pada 4 Oktober 2024.
Kiai Fadlolan memohon pada Allah SWT semoga beserta rombongan diberi kesehatan dan keselamatan selama berada di Mesir dan umrah di Madinah-Makkah. Allahumma Amin. (Mim).