Kantor Berita Surabaya – Siapa yang Paling Lama Berkarier di Politik?
Siapa yang paling lama menjabat, Gubernur, Menteri atau DPR?
Semua pengalaman itu bukan senjata ampuh untuk memenangkan Pilgub Jawa Timur, ujar salah satu pakar spiritual Gus X.
Diketahui, ketiga Calon Gubernur sama-sama memiliki rekam jejak yang luar biasa sebagai Pejabat Pemerintahan, seperti Khofifah yang mantan Menteri Sosial dan eks Gubernur Jatim, bahkan didukung kekuatan Fatayat dan lembaga lainnya.
Khofifah Indar Parawansa atau lebih akrab disapa Khofifah, memulai kariernya di dunia pemerintahan pada usia 20-an dengan menduduki kursi sebagai anggota DPR RI fraksi PPP (Partai Persatuan Pembangunan) periode 1992-1998. Khofifah juga pernah dipercaya untuk menduduki kursi Wakil Ketua DPR RI pada tahun 1999, serta dilantik sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada periode 1999-2001.
Pada periode 2014 hingga 2018, Khofifah juga masuk dalam jajaran kabinet kerja pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), sebagai Menteri Sosial.
Karier Khofifah di Jawa Timur baru dimulai pada tahun 2019, di mana ia dipercaya untuk memimpin Jawa Timur dengan menjadi Gubernur periode 2019-2024, bersama dengan pasangan Wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak, setelah berhasil memenangkan Pilkada Jatim pada Juni 2018. Menjadi bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur petahana, pada Pilkada 2024 kali ini, pasangan Khofifah-Emil berhasil mendapatkan dukungan dari koalisi 14 partai politik parlemen dan non-parlemen, seperti Gerindra, Golkar, Partai Demokrat, PAN, PKS, PPP, PSI, Partai Perindo, Partai Gelora, Partai Buruh, PBB, Partai Garuda, dan PKN.
Tri Rismaharini
Sedangkan Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma, mengawali kariernya pada tahun 1990-an sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Selama menjadi ASN di lingkungan Pemkot Surabaya, Risma diketahui pernah menjabat di berbagai posisi, mulai dari Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya, Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya, Kepala Bagian Bina Pembangunan, Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya hingga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.
Sukses menjadi ASN, pada tahun 2010 Risma justru banting setir ke dunia politik dengan menjadi kader PDI Perjuangan dan diberi rekomendasi untuk melaju pada Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Surabaya.
Keberhasilan Risma berkontestasi pada Pilwalkot Surabaya tahun 2010 tersebut turut menghantarkan Risma memimpin Kota Surabaya selama dua periode, yakni periode 2010-2015 bersama dengan wakilnya Bambang Dwi Hartono (2010-2013) dan Whisnu Sakti Buana (2014-2015), serta periode 2016-2020 bersama Whisnu Sakti Buana. Pasca Menyelesaikan masa jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya pada Desember 2020, Risma dilantik oleh Presiden Jokowi, sebagai Menteri Sosial RI Kabinet Indonesia Maju.
Diberikan rekomendasi oleh PDI Perjuangan dan Partai Hanura untuk berkontestasi di Pilgub Jawa Timur, Risma berpasangan dengan Zahrul Azhar Asumta, kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Sosial pada 6 September lalu.
Luluk Nur Hamidah
Luluk Nur Hamidah atau akrab disapa Luluk, memulai kariernya di dunia politik dengan menjadi kader PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), dan menduduki kursi sebagai Ketua DPP PKB.
Luluk diketahui juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2019-2024, dari daerah pemilihan Jawa Tengah IV mencakup Wonogiri, Karanganyar dan Sragen.
Kini, Luluk bersama Lukmanul Khakim, diusung secara mandiri oleh PKB untuk berkontestasi dalam Pilgub Jawa Timur 2024 menjadi bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. (Sabila Rachmalia Fathonah)
Menurut Gus X, pakar spiritual yang dikenal dikalangan Inteljen dan Petinggi negara yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, siapa karakter pemimpin paling menonjol, keras dan tegas dimata rakyat Surabaya dan bias pengaruhnya Jawa Timur.
Siapa ketiga calon yang paling keras membela rakyatnya hingga berani menantang bahaya? Karakter itu tidak dimiliki oleh dua kandidat cagub lainnya, selain Risma, ujar Gus X yang berani bertarung apapun.
“Bukan lingkaran kekuasaan atau banyak dan kuatnya Partai yang mendukung, tapi sekarang rakyat butuh pemimpin yang tegas dan berani melawan arus kekuatan apapun, dan Risma adalah orangnya” tambahnya.
Kekuatan banyaknya Partai tidak menjamin ketegasannya dikala memimpin, karena nanti ada banyak pengaruh dalam kebijakan, sehingga waktu untuk membela rakyat akan habis dipengaruhi partai pendukungnya, ucap Gus X.
Tapi kalau sepenuhnya didukung rakyat, maka keberaniannya pasti multi demi rakyatnya. Maka silakan rakyat Jawa Timur yang berpikir cerdas tanpa uang tanpa disuruh partai meskipun berbayar, tapi pilihan rakyat memilih karakter pemimpin pemberani sangat berat dan butuh pengorbanan, kata Gus X mengakhiri pembicaraan.(*)