Diduga Kelalaian RSUD Soetijono Blora, Bayi Meninggal Dunia

Kabar Utama53 Dilihat

Kantor Berita Blora –  Pelayanan kesehatan di RSUD dr. R. Soetijono Blora sedang dioerbincangkan publik, dan disayangkan pelayanannys kurang baik. Seorang bayi laki-laki yang lahir normal pada 31 Agustus 2024 dan baru berusia 5 hari meninggal dunia pada hari Kamis (05/09/24).

Bayi tersebut akhirnya meninggal diduga akibat kelalaian medis dari pihak rumah sakitnya, Kamis (12/09/2024).

 

Menurut Nanang Anacardia selaku Kasi Pelayanan Keperawatan, kisah tragis tersebut bermula ketika bayi yang dilahirkan normal oleh WS (22) warga Desa Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada hari Sabtu, 31 Agustus dilahirkan dalam kondisi yang kurang baik, sehingga dari pihak RSUD Soetijono Blora mengambil tindakan untuk dilakukan penanganan khusus terhadap bayi tersebut.

“Pasien datang ke IGD kami sekitar jam 13.00 WIB tanggal 31 Agustus, pasien tersebut rujukan dari Rumah Sakit DKT. Kemudian dilakukan pemeriksaan ulang dan dibantu proses kelahiran, bayi lahir jam 15.30 WIB, tapi menurut penilaian Dokter memang terdapat kondisi bayi kurang menguntungkan,” ucapnya, (12/09/2024).

“Selanjutnya dokter jaga melaporkan kepada dokter spesialis anak, dan Dokter Spesialis Anak memberikan terapi karena penilaian dari kondisi bayi kurang menguntungkan. Kemudian bayi ditransfer ke ruang perawatan khusus, yaitu ruang PICU NICU,” imbuhnya.

Nanang juga menyampaikan bahwa bayi tersebut akhirnya dirawat di ruang PICU NICU karena kondisinya kurang menguntungkan tadi, “Bayi ditempatkan di inkubator dan menggunakan alat bantu nafas, karena bayi mengalami kesulitan bernafas dan sebagainya,” terangnya.

Kemudian pada tanggal 2 sampai 4 September, kondisi bayi dinyatakan semakin memburuk, karena masih ada kesulitan pada sistem pernafasan bayi tersebut, sehingga dipasang alat bantu nafas (ventilator), “Pada tanggal 4 keadaan bayi semakin menurun sehingga pemantauan pada bayi semakin ditingkatkan, dan karena bayi keadaannya turun maka untuk infus dan lain sebagainya tidak bisa dilakukan, kemudian pada tanggal 5 September jam 07.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal dunia,” jelasnya.

Kasi Pelayanan Keperawatan RSUD Soetijono Blora tersebut menyampaikan bahwa penyebab bayi tersebut meninggal adalah karena kondisi Asfiksia yang menurun, “Penyebab meninggalnya karena kondisi Asfiksia yang menurun, jadi kesulitan nafas dan lain sebagainya,” ucapnya.

Meski pihak rumah sakit menyampaikan penyebab meninggalnya bayi seperti itu, namun jika dilihat dari foto bayi saat meninggal, terdapat banyak luka lebam bahkan seperti luka bakar pada tubuh bayi tersebut, namun pihak RS belum memastikan terkait adanya luka lebam pada tubuh bayi tersebut.

Kemudian, saat ditanya terkait kondisi fisik bayi yang wajar ketika meninggal dengan mengalami hal-hal seperti yang disampaikan pihak Direktur RSUD Soetijono Blora menyampaikan bahwa kondisi fisiknya normal-normal saja, “Ya kalau tidak ada jejas yang lain ya tetap normal, tapi gini, kondisi orang meninggal itu pasti ada lebam,” ucap Puji Basuki.

Namun, meski sudah delapan hari lamanya sejak bayi tersebut meninggal, pihak RSUD Soetijono Blora menyampaikan bahwa tim investigasi masih melakukan penyelidikan penyebab meninggalnya bayi tersebut.

“Dugaan penyebab kematian bayi tersebut masih dalam penyelidikan,” ucap Direktur RSUD Soetijono Blora, Puji Basuki.

Direktur RSUD Soetijono Blora juga menyampaikan bahwa dua perawat yang diduga melakukan kelalaian yang menyebabkan bayi tersebut meninggal saat ini di pindah tugaskan ke Dinas Kesehatan Blora, 

“Sudah dipindah kemarin ke Dinas Kesehatan, untuk evaluasi dan memudahkan kami investigasi,” terangnya.

Sementara itu, saat ditanya terkait kedatangan pihak RSUD Soetijono Blora bersama Forkopimcam ke kediaman keluarga korban dalam rangka apa sampai pihak RSUD memberi uang kepada keluarga korban, ”Karena juga ada ketidakpuasan dari pihak keluarga, ya kita berkunjung kesana untuk menjelaskan, dan pada hari itu keluarga sudah menerima, dan sudah membuat surat pernyataan damai dengan pihak keluarga, intinya tidak ada masalah-masalah yang jadi tuntutan dan lainnya,” ucap Puji Basuki.

“Bukan, uang kompensasi hanya tali asih saja. Karena kami ikut turut berduka cita,” pungkasnya.(Slamet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *