Sejarah Mencatat, Dahsyatnya Demo Darurat Indonesia Batalkan RUU Pilkada DPR Untuk Jegal Putusan MK Batal

Kabar Utama22 Dilihat

Kantorberita.net – Gerakan aksi demo mahasiswa dan buruh kembali memanaskan suhu politik Indonesia. Demo yang digalang mahasiswa, masyarakat, buruh hingga kalangan artis tersebut ikut menggoyang bursa saham Indonesia.

Sebuah gerakan Aksi kemarin sejarah Mencatat, menjadi aksi protes terpanas setelah Desember 2022 saat demo tolak draf Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Demo mahasiswa pada Kamis (22/8/2024), sebagai gerakan penolakan keputusan hasil rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada.

Ikuti Berita Terbaru, Follow Kantorberita.net

Aksi Demo yang digalang mahasiswa ini juga didukung oleh sejumlah masyarakat, buruh hingga tokoh nasional dan kalangan artis yang ikut terjun ke lapangan.

Unjuk rasa tersebut menjadi viral dijagad maya yang merupakan simbol kemarahan rakyat hingga tercetus “Peringatan Darurat” dan #KawalPutusanMK untuk merespons DPR RI yang menolak putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat calon kepala daerah Pilkada 2024, Rabu (21/8/2024).

Gelaran aksi inipun bukan hanya terjadi di Jakarta, melainkan juga di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Bali, Purwokerto, Makassar, Mataram, Malang, Pontianak, Palembang, Medan, Pekanbaru, Jember, dan Samarinda.

Harga Saham Gabungan Jatuh

Demo yang cukup memanaskan situasi hingga hampir mengarah anarkis ini mendorong pergerakan negatif pasar keuangan RI, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang jatuh 0,87% di level 7.488,67 pada Kamis (22/8/2024).

Pelemahan ini mendekati catatan buruk saat demo menentang kepemimpinan Seoharto saat krisis 1997/1998 di mana IHSG ambruk 0,94% sehari. dilansir dari cnn-indonesia.

Dalam sejarah pergerakan, secara dominan IHSG merespon negatif saat terjadi demo atau unjuk rasa. 

Dan setelah aksi demo, secara dominan catatan sejarah IHSG kembali bergerak negatif.

Inilah sejarah aksi demo mahasiswa terbesar di Indonesia dan respon terhadap IHSG. Dikutip dari cnn indonesia.

Aksi Demo 1998

Aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai elemen mahasiswa, termasuk Mahasiswa Universitas Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Aksi unjuk rasa dipicu oleh melemahnya ekonomi Indonesia sejak awal 1998 akibat pengaruh krisis finansial Asia sejak 1997 dan menuntut Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden RI.

Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia turun ke jalan menuntut reformasi total. Aksi demonstrasi yang berlangsung selama beberapa bulan akhirnya berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk lengser dari jabatannya.

Pergerakan IHSG pada saat demo 12 Mei 1998 jatuh sebesar 0,95% di level 430,53. Setelah 12 Mei, pergerakan IHSG berlanjut turun pada 13 Mei 1998 sebesar 6,61% di level 402,06.

Sebagai catatan, pada 12 Mei 1998, empat mahasiswa Trisakti tewas saat berdemonstrasi menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Empat mahasiswa tertembak peluru aparat keamanan saat aksi demo. Peristiwa ini dikenal sebagai Tragedi Trisakti dan setiap tahunnya diperingati.

Berlanjutnya penurunan IHSG sejalan dengan melemahnya ekonomi Indonesia saat krisis moneter saat itu.

Aksi Demo 2012

Aksi unjuk rasa besar-besaran pernah dilakukan serentak di 33 Propinsi dan 340 Kabupaten atau Kota pada tahun 2012. Demo ini terkonsentrasi langsung di ibu kota Provinsi, kabupaten dan beberapa aksi dilakukan juga di berbagai kantor kecamatan dan desa.

Aksi demo dipicu oleh penolakan kenaikan harga BBM yang diberlakukan pemerintah per tanggal 1 April 2012. Para demonstran menganggap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM merupakan pesanan dari kaum kapitalis yang melakukan penjajahan ekonomi dan ideologi di Indonesia.

Aksi demo besar terjadi pada 30 Maret 2012, pergerakan IHSG pada 30 Maret 2012 justru berada di jalur positif. IHSG tercatat menguat 0,40% di level 4.121,55 pada 30 Maret 2012. Setelah aksi demo, pergerakan IHSG berlanjut positif pada 2 April 2012 dengan kenaikan 1,08% di level 4.166,07.

Aksi Demo 2019

Pada 23 September 2019, para mahasiswa di berbagai daerah menggelar unjuk rasa. Para demonstrasi mahasiswa dari sejumlah universitas menolak perubahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (revisi UU KPK) dan rancangan aturan lain yang dianggap kontroversial di depan Kompleks Parlemen.

Aksi demo pada 23 September 2019 mendorong penurunan IHSG sebesar 0,41% di level 6.206,19. Setelah aksi unjuk rasa tersebut, IHSG melanjutkan koreksinya pada 24 September 2019 sebesar 1,11% di level 6.137,61.

Aksi Demo 2022

Pada 5 Desember 2022, aksi unjuk rasa kembali dilakukan mahasiswa dalam upaya penolakan draf Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di depan gedung DPR RI. Para demonstran membentangkan poster ‘Menolak Pengesahan RKUHP’ dan menaburkan bunga di depan gedung DPR RI sebagai bentuk penolakan pengesahan draf RKUHP.

Gerakan Demonstran terdiri dari buruh, mahasiswa, Greenpeace, Walhi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), serta kelompok pejuang perempuan.

Pergerakan IHSG pada 5 Desember 2022 pun terkoreksi 0,46% di level 6.987,33. Namun setelahnya, pada 6 Desember 2022 IHSG melesat 1,36% di level 6.892,57.

Berikut sejarah pergerakan IHSG saat aksi unjuk rasa terjadi. Aksi unjuk rasa yang terjadi kemarin pada Kamis (22/8/2024) sudah menunjukkan respon positif terhadap pergerakan IHSG.

Aksi unjuk rasa pun akan kembali terjadi pada hari ini Jumat (23/8/2024) yang direncanakan akan terjadi di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta Pusat mulai pukul 09.00 WIB. Hal ini pun dapat menjadi kabar buruk bagi pergerakan IHSG, mengingat hari ini juga merupakan hari perdagangan IHSG dalam pekan ini.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *